Banner Jurnalistic Independent

...........
back to top

Terjemahkan Berita

Sabtu, 04 Juli 2015

Tong Mutiara Berharga Yang Disia-siakan



Ditolak Jadi WNI Terpaksa Kembali Ke Tiongkok
Dia Terpaksa Kembali Ke Tiongkok 

Salah satu orang penting di balik keberhasilan Tiongkok menguasai bulu tangkis dunia adalah Tong Sin Fu alias Tang Xianhu. Pelatih kelahiran Lampung itu pernah memoles generasi emas bulu tangkis Indonesia. Dia terpaksa kembali ke Tiongkok karena permohonannya menjadi WNI (warga negara Indonesia) ditolak.

Pria renta itu hampir selalu berada di tepi lapangan setiap kali Lin Dan tampil pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Kepalanya terbungkus topi dan sebuah tas diselempangkan di pundak. Lin Dan, pebulu tangkis tunggal pria andalan Tiongkok, selalu menoleh ke arah pria itu setiap kali lawan berhasil menerobos pertahanannya. Menunggu instruksi.

Lin Dan, yang sejatinya hanya diunggulkan di peringkat kelima, akhirnya berhasil menjadi juara dunia di Gachibowli Indoor Stadium, Hyderabad, 10?16 Agustus lalu. Keberhasilannya, antara lain, berkat instruksi pria tua yang tak lain adalah Tong Sin Fu, pelatih tim nasional (timnas) Tiongkok.

Itu adalah gelar juara dunia ketiga bagi pemain berjuluk Super Dan tersebut, setelah memenanginya pada 2006 dan 2007. Di partai final, Tong tak tampak di pinggir lapangan lagi. Alasannya, mungkin, partai tersebut mempertemukan sesama pemain Tiongkok, Lin Dan v Chen Jin.

Tong adalah sosok yang sangat berjasa bagi kemajuan bulu tangkis di negeri terpadat di dunia itu. Sentuhan magisnya membuat Tiongkok menjadi raksasa bulu tangkis di era modern ini. Para pemain Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir, memang bermain dengan kemampuan jauh di atas pemain mana pun. Tak heran, pada kejuaraan di India itu timnas Tiongkok hanya kehilangan gelar ganda campuran. Empat nomor lain dikuasai pemain Tiongkok. Bahkan, tiga partai final berlangsung antarpemain Tiongkok.

Sebaliknya, Indonesia terpuruk. Nova Widianto/Liliyana Natsir, satu-satunya wakil di final kerjuaraan itu,?dikalahkan duet Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl.

Melatih pemain Tiongkok, kata Tong, tidak terlalu susah. Sebab, mereka sangat berbakat. "Di Tiongkok, para pemandu bakat telah menyediakan pemain-pemain bagus. Kami, para pelatih, tinggal memoles," katanya dengan bahasa Indonesia yang masih fasih.

Tong memang lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Tapi, orang tua saya memberi nama Tong Sin Fu," paparnya kala ditemui di sela Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Ketika masih menangani timnas Indonesia, dia punya nama Fuad Nurhadi.

Tak kurang dari tiga puluh tahun dia menjadi pelatih bulu tangkis. Kepelatihannya berawal pada akhir 1979, saat dia mulai gantung raket. Selama enam tahun Tong memoles para pemain wanita Tiongkok. Di antaranya Li Lingwei dan Han Aiping. Dua pebulu tangkis andalan Tiongkok di era 1980-an.

Kemudian pada 1986 Tong melatih di Indonesia. Awalnya, dia tidak menangani pemain Pelatnas Cipayung. Dia melatih di klub Pelita Jaya milik Aburizal Bakrie. Ketika itu dia dikontrak USD 750 per bulan. Setelah itu Tong ditarik untuk menangani pebulu tangkis yang ditempa di Pelatnas Cipayung.

Ketika itu sejumlah pemain legendaris nasional masih di pelatnas. Seperti Liem Swie King di masa-masa akhirnya, Icuk Sugiarto, dan Hastomo Arbi. Kemudian, dia ikut membidani lahirnya para pemain generasi emas, seperti Alan Budikusuma, Ardi B. Wiranata, dan Hariyanto Arbi.

Bahkan, Tong mengantarkan Alan meraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Waktu itu Susi Susanti juga berhasil meraih emas sehingga dijuluki pengantin emas. "Para pemain Indonesia saat itu memang berbeda dengan yang ada sekarang," katanya.

"Secara kualitas mereka lebih baik. Selain itu, saya lihat mereka punya semangat dan kemauan keras untuk menjadi juara," lanjut pria 68 tahun itu. "Filosofi saya sebagai pelatih adalah bukan pelatih yang harus pandai, melainkan pemain sendiri. Tugas pelatih hanya membantu," sambungnya. Pemain terakhir Indonesia yang ditangani adalah Hendrawan yang juga sempat menyabet juara dunia.
Tong Sin Fu melatih ganda putri Tiongkok


Pada 1998 dia memutuskan kembali ke Tiongkok setelah permohonannya menjadi warga negara Indonesia (WNI) ditolak. "Kenapa itu (penolakan menjadi WNI, Red) diungkit-ungkit lagi. Itu sudah cerita lama," kata pria yang kini menetap di Fuzhou tersebut. "Waktu itu saya sudah berusaha mati-matian untuk menjadi WNI, tapi tetap tidak dikabulkan. Apa mau dikata," katanya.

Dia hanya terdiam ketika ditanya apakah masih ingin menjadi WNI. "Saya cukup bahagia dengan posisi saya saat ini. Kalau toh bisa menjadi WNI, sekarang usia saya sudah lanjut," kata suami Li Qing itu, sembari sesekali membenarkan letak topinya.

Meski begitu, dia belum tahu kapan akan pensiun sebagai pelatih. "Saya menikmati peran saya sekarang. Selama saya masih kuat, saya akan terus melatih. Sebab, di usia ini kalau tidak ada kegiatan, malah tidak enak," paparnya.

Di Tiongkok, Tong tak langsung melatih tim nasional, melainkan menjadi pelatih tim bulu tangkis Provinsi Fujian. Tak lama kemudian, dia melatih timnas Negeri Panda itu. Pada Olimpiade Sydney 2000, dia harus melihat anak didiknya, Xia Xuanze, menyerah di tangan Hendrawan yang pernah dilatihnya.

Namun, Hendrawan hanya meraih perak di Olimpiade itu setelah di final dikalahkan Ji Xinpeng, pemain lain Tiongkok. Salah satu keberhasilan Hendrawan saat itu berkat arahan Tong Sin Fu. Sebaliknya, keberhasilan Ji Xinpeng mengalahkan Hendrawan "yang kini melatih tim Malaysia" juga berkat sentuhan Tong Sin Fu.

Setelah itu Tong ikut membidani lahirnya para pebulu tangkis andalan Tiongkok saat ini. Misalnya, Lin Dan, Chen Jin, Bao Chunlai, dan ganda pria Cai Yun/Fu Haifeng. Nama-nama inilah yang beberapa tahun terakhir mendominasi peta persaingan bulu tangkis dunia. Bahkan, selain mengantarkan Lin Dan hat-trick juara dunia, dia berhasil mengantar Super Dan meraih medali emas Olimpiade Beijing tahun lalu.

Tong merupakan salah satu pemain junior Indonesia terbaik di era 1950-an. Pada 1960, dia pergi ke Tiongkok bersama rekannya, Hou Chia Chang, asal Surabaya. "Saya meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi sambil bermain bulu tangkis," tutur bapak dua anak itu.

Dia meninggalkan orang tua dan tiga saudaranya, yang saat itu tinggal di daerah Pejompongan, Jakarta.

Di Tiongkok karir bulu tangkis Tong Sin Fu melesat. Hanya dalam lima tahun dia sudah menjadi juara nasional. Gelar itu dikuasai sampai 1975. Hou Chia Cang juga berhasil. Mereka berdua dijuluki Raksasa Tiongkok karena keperkasaannya.

Sayang, ketika itu pemerintah Tiongkok tak mengizinkan atlet-atletnya mengikuti turnamen di Eropa atau di negara-negara yang tak sepaham. Akibatnya, nama mereka berdua tidak begitu dikenal secara internasional. Tapi, pers Barat yang mengendus keberadaan mereka menganggapnya sebagai kekuatan tersembunyi. Tong hanya tampil di Ganefo (Games of The New Emerging Forces) 1963 dan 1966. Dia menjadi juara tunggal pria.

Pada 1976, ketika rezim komunis Tiongkok mulai terbuka dan mengizinkan atlet-atletnya bermain di luar negeri, Tong dan Hou mulai menunjukkan kemampuan. Bahkan, di sebuah laga ekshibisi, Tong berhasil menggilas pemain terbaik Eropa saat itu, Erland Kops, dengan skor sangat telak, 15-0, 15-0. Oleh pers Barat, Tong dijuluki The Thing.

Ketika itu dominasi tunggal pria dunia di tangan Rudy Hartono yang berhasil menjuarai All-England delapan kali. Tapi, Tong maupun Hou tidak sempat ditarungkan dengan jagoan Indonesia itu.

Mereka pernah bertemu Iie Sumirat dalam sebuah even antarpemain Asia di Bangkok pada 1976. Iie Sumirat berhasil memecundangi keduanya. Saat dikalahkan Iie Sumirat, usianya sudah 34 tahun. Tak lama kemudian, dia memutuskan gantung raket, dan menjadi pelatih.

Tong mengaku, meski sudah tak tinggal dan melatih di Indonesia, dia terus memperhatikan perkembangan bulu tangkis di negeri kelahirannya ini. Dia tak menampik, saat ini prestasi bulu tangkis nasional memang tak sebaik di era-era sebelumnya. Tapi, dia yakin, Indonesia kembali bangkit. "Hanya masalah waktu menunggu bulu tangkis Indonesia berkibar kembali," ucapnya.

Dia mengaku masih punya banyak sanak-saudara di Indonesia. Sesekali dia pulang ke Indonesia. Kedua anaknya "dia tidak mau menyebutkan namanya" juga dilahirkan di Indonesia.
Di Tiongkok karir bulu tangkis Tong Sin Fu melesat


Tang disebut the Thing, karena nama lahirnya Thing Hian Houw; karena dia keturunan Hokchia / Hokchiu, begitulah namanya dituliskan menurut ejaan Hindia Belanda. Makanya sekarang dia menetap di Hokchiu (Fuzhou). Tong Sinfu itu namanya menurut bahasa Kanton. Sedangkan Tang Xianhu / Tang Hsien-hu itu namanya menurut bahasa Mandarin.

Hou Jiachang itu asal Jawa Tengah. Antara Hou dan Tang, selalu gantian juara satu dan dua. Ada pemain Tiongkok satu lagi yang selalu juara nasional ke-3, asal Surabaya, namanya Fang Kaixiang, sekarang melatih di Kudus kalau tidak salah.

Sebenarnya Indonesia masih punya Taufik Hidayat yang bakatnya luar biasa dan kalau mau tidak kalah dengan Lin Dan. Sayang kemauannya kalah kuat.

Oleh M. DINARSA KURNIAWAN
Wartawan Jawa Pos
Foto-foto: Xinhua, kantor berita Tiongkok

Senin, 09 Februari 2015

Polres Majalengka Gelar Pembaretan Di Goa Lalay

Penutupan Upacara Pembinaan Tradisi Polres Majalengka

Anggota Sabhara Peserta Pembaretan Polres Majalengka
Majalengka, Rabu kemarin Polres Majalengka bertempat di obyek wisata Goa Lalay Desa Sukadana Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka menggelar porsesi pembaretan yang diawali long march  sejauh kurang lebi 10 km dimulai dari alun-alun Kecamatan Maja sebanyak 70 anggota Sabhara sebagai upacara penutupan pembinaan tradisi.
  
Prosesi pembaretan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Majalengka AKBP Suyudi Ario  Seto didampingi Kasat Sabhara AKP Bambang Sudaryanto, pembinaan tradisi ini meteri-materinya mencakup pemberian pelatihan sehingga mereka bisa membedakan 5 fungsi umum kepolisian yakni Binamitra, Samapta, Lalu lintas, Intel, dan Reserse criminal.
  
Sebelum melakukan prosesi penutupan dan pembaretan para peserta harus melakukan long march sepanjang kurang lebih 10 km dari mulai alun-alun Kecamatan Maja dengan melewati beberapa pos penjagaan Polsek Maja dan Argapura hingga ke titik pusat konsentrasi di obyek wisata Green Canyon Goa Lalay.
  
Pembaretan mempunyai arti dan makna bahwa sejak hari ini, mereka harus lebih baik disiplin mengabdi untuk menjadi contoh teladan bagi personil Polisi lainnya dan masyarakat. Usai pembaretan sekarang ini diharapkan anggota peserta dapat melaksanakan tugas pada Sabhara bisa menambah prestasi seperti yang diraih Ditsabhara Polda Jatim dan Sabhara Polres Jajarannya.
  
Kapolres Berpesan anggota Sabhara sebagai satuan terdepan polisi bisa berprestasi dan mengembangkan Polri.”Tunjukan jiwa korsa selama mengikuti kegiatan tidak boleh cengeng dan harus saling Bantu antar teman, diingatkan pula bahwa Sabhara bukanlah tempat pembuangan yang tidak berpotensi tapi melainkan harus menjdi kebanggaan para peserta kegiatan ini, karena memakai baret Sabhara tersebut tidak ujug-ujug (semata-mata) ada ceritanya yang mengandung makna sangat dalam.
  
Disela-sela kegiatan tersebut diselingi dengan hiburan santai sambil menikmati alunan musik organ tunggal, yang membuat spektakuler ketika para peserta pembaretan dan Polwan naik panggung menyumbangkan lagu-lagu syahdu yang bernuansa memotivasi semangat pengabdian terhadap profesi perjuangan sepontan disambut meriah hadirin penonton masyarakat sekitar. Jurnalistic Independent

Sabtu, 07 Februari 2015

Siswi SMP Di Majalengka Tewas Saat Dihukum Gurunya

Tragis Siswi SMP Meninggal Saat Dihukum Guru

Trgasi Peristiwa Lintang Meninggal Saat Dihukum Gurunya
Majalengka, Kamis kemarin Lintang siswi SMP Negeri 1 Palasah Kabupaten Majalengka bernasib tragis tewas mendadak setelah mendapat sanksi dari salah seorang guru karena tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Tewasnya Lintang gadis berusia 13 tahun warga Blok Salasa RT 04 RW 01 Desa Karamat Kecamatan Palasah ini diduga tidak kuat menjalani hukuman berlari mengelilingi lapangan basket pada hari Kamis (5/2/2015) sehingga korban ambruk seketika dan koma.
 
Informasi yang dihimpun wartawan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Korban sempat dilarikan ke Puskesman Waringin yang jaraknya tidak jauh dari sekolah. Kepala Puskesmas Edi Kusnadi SKM menerangkan, upaya resistensi yang dilakukan oleh tim medis pada bagian jantung dan paru-paru untuk menyadarkan korban, namun usaha itu tidak berhasil dan akhirnya Lintang meninggal dunia.
 
Jenazah korban akhirnya langsung dibawa ke rumah duka. Peristiwa tersebut mendadak gempar di lingkungan sekolah maupun masyarakat tetangga sekitar. Saat koban dinyatakan meninggal Endo paman korban  yang mengetahui peristiwa tersebut sempat histeris dan mendesak pihak sekolah untuk bertanggung jawab. Endo mengaku sangat geram akibat sanksi yang diberlakukan pihak sekolah melalui guru yang bersangkutan.
  
Di tempat terpisah, Kepala SMP Negeri 1 Palasah Drs Didi Rasidin S.Pd belum bisa ditemui higga berita ini diturunkan. Begitu juga ada salah seorang guru yang sempat ditemui wartawab tidak mau menerangkan kronologi peristiwa tersebut.
  
Sementara itu, dari pantauan di rumah duka sejumlah warga tetangga korban maupun keluarga serta puluhan teman korban hadir turut berduka cita. Tampak sibuk beberapa guru sekolah tersebut terlihat tengah menenangkan ibu korban yang masih shock.
     

Kamis, 02 Oktober 2014

24 Jam Mengajar/Minggu Bagi Guru Yang Sudah Sertifikasi

DAPODIKDAS ( Data Pokok Pendidik ) Aplikasi Penunjang Pendidik

Guna meng-up to date data sekolah kemendikdas , mengeluarkan aplikasi Dapodik, sehingga dapat langsung memberikan informasi tentang sekolah, kepada kemendikdas.Hal tersebut di katakan oleh salah satu guru pendidik.
“Dengan adanyaAplikasi  DAPODIKDAS, sangat membantu guru pendidik ,dan dapat mengurangi bentuk penyalahgunaan wewenang ,yang di lakukan oleh DIKDAS Kabupaten/Kota, karena dengan adanya DAPODIKDAS, sekolah dapat langsung memberikan laporan ke Kemendikdas “ujarnya

Lebih lanjut dia juga mengatakan, DAPODIKDAS berfungsi untuk memberi laporan pendanaan sekolah, penerimaan peserta didik baru, dana bos dan laporan sarana dan prasarana sekolah.

“ DAPODIKDAS, berfungsi untuk adminitrasi sekolah, tingkat SD –SDLB, SMP dan SMPLB,di jalankan dengan operator di sekolah masing-masing ,Data PTK harus lengkap dan sesuai semuanya ada pengaruhnya untuk penerbitan SK bayar guru di SD/SDLB dan SMP/SMPLB, serta Data PTK harus lengkap, mempunyai jam mengajar 24 jam/minggu bagi guru yang sudah sertifikasi ada pengaruhnya untuk penerbitan SK bayar berikutnya  (juli s/d Desember 2014) Termasuk Tunjangan Fungsional” tandasnya (RED)

Data Pokok Pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
nformasi Aplikasi 3.0.0

Dengan hormat
kami informasikan bahwa Aplikasi Dapodikdas Versi 3.00, telah di Released pada tanggal 6 Agustus 2014, kepada seluruh operator sekolah SD/SDLB, SMP/SMPLB untuk segera melakukan hal-hal sebagai berikut.

•          Mengunduh Aplikasi Dapodikdas Versi 3.00 melalui website "dapo.dikdas.kemdikbud.go.id"
•          Melakukan up date dan mengirimkan data perubahan Peserta Didik, Tenaga Pendidik dan 
           Kependidikan, serta Sarana Prasarana.
•         Waktu pelaksanaan Up Dating dan pengiriman data mulai tanggal 6 Agustus 2014
          sampai dengan   20 September 2014.


Perlu ,kami informasikan bahwa data Dapodikdas 2014/2015, akan kami gunakan untuk: Penyaluran Tunjangan Guru, Penyaluran Dana Bos, Penyaluran Dana BSM, Pendaftaran calon Peserta Ujian Nasional, Rehabilitasi Sekolah dan kegiatan lainnya. ( Sumber Kemendikdas)

Berita Terpopuler